Laporan dan perkembangan terkait pemangku kepentingan independen serta tanggapan atas pertanyaan
Artikel ini merupakan tanggapan terhadap komentar yang diterbitkan minggu lalu oleh Earthsight terkait proses keterlibatan antara APRIL – Forest Stewardship Council yang sedang berlangsung. Sejak 2016, APRIL Group berupaya untuk bergabung kembali (reasosiasi) dengan Forest
Lima tahun yang lalu, Restorasi Ekosistem Riau (RER) didirikan oleh APRIL untuk melindungi dan merestorasi kawasan penting untuk hutan gambut di Provinsi Riau, Sumatra, Indonesia. Semenjak itu, RER telah memulai program untuk melindungi, menilai, merestorasi,
Komite Pemangku Kepentingan (SAC) telah menggelar pertemuan ke 13 pada 17 – 19 Juli 2018 di Pangkalan Kerinci, Riau, Indonesia. SAC mengawasi penerapan Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (SFMP) APRIL. Hasil pertemuan tersebut bisa dilihat dan
Berikut ini merupakan pembaruan dari pernyataan yang telah diterbitkan pada 15 Agustus 2018 dan termasuk informasi tambahan dalam menanggapi laporan media dan pertanyaan dari para pemangku kepentingan. Operasional Grup APRIL mengacu kepada Sustainable Forest Management
Turut berperan serta dalam berbagai forum di tingkat internasional maupun regional adalah penting dalam rangkat ikut serta dengan pemangku kepentingan, sekaligus menjadikan forum sebagai wadah untuk menyampaikan perkembangan, pembelajaran, dan mendengarkan masukan dari pemangku kepentingan
Pada artikel ini, Joe Lawson, Ketua Komite Penasihat Pemangku Kepentingan, menyambut baik publikasi laporan KPMG terbaru terkait implementasi Kebijakan Pengelolaan Hutan berkelanjutan (Sustainable Forest Management Policy/SFMP) 2.0. Sebagai ketua Komite Penasihan Pemangku Kepentingan (Stakeholder Advisory
Dibentuk untuk membantu APRIL dalam melaksanakan komitmen lahan gambut yang tercantum dalam Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan 2.0, Kelompok Independen Ahli Gambut, atau IPEWG – sebuah kelompok kerja yang beranggotakan pakar dan ilmuwan lahan gambut –