Laporan dan perkembangan terkait pemangku kepentingan independen serta tanggapan atas pertanyaan
Artikel ini merupakan tanggapan terhadap komentar yang diterbitkan minggu lalu oleh Earthsight terkait proses keterlibatan antara APRIL – Forest Stewardship Council yang sedang berlangsung. Sejak 2016, APRIL Group berupaya untuk bergabung kembali (reasosiasi) dengan Forest
PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP) dibawah APRIL Grup merupakan salah satu produsen serat bahan baku pulp dan kertas terbesar di dunia dengan pusat operasional hutan tanaman di Provinsi Riau. Kegiatan operasional PT
Pada 18 Maret 2024, sekelompok LSM menerbitkan laporan berjudul: Pembalakan Anonim: Perusakan hutan alam dan konflik sosial oleh PT Mayawana Persada di Kalimantan, Indonesia. Laporan yang belum terverifikasi tersebut mengulang klaim tentang hubungan antara RGE
The Environmental Paper Network (EPN) dan organisasi non-pemerintah lainnya merilis laporan berjudul “Pulping Borneo” dan mengadakan konferensi pers pada tanggal 23 Mei 2023. Laporan tersebut mencatat berbagai pernyataan dan klaim tentang APRIL, dimana sebelumlaporan dipublikasikan
Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (Stakeholder Advisory Committee – SAC) mengadakan pertemuan pada 6-10 Juni 2022. Dua Forum Pemangku Kepentingan yang difasilitasi oleh SAC diselenggarakan pada 6 dan 7 Juni 2022 di Jakarta dan Pekanbaru untuk
Pada 11 Desember 2021 (waktu Singapura), saluran berita Amerika Serikat NBC memberitakan bahwa produksi viscose rayon berkelanjutan mengakibatkan deforestasi di Indonesia. Berita tersebut ditujukan kepada RGE selaku produsen viscose rayon terkemuka dan APRIL sebagai pemasok
Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (Stakeholder Advisory Committee – SAC) mengadakan pertemuan pada 9 Oktober 2021 untuk membahas pemenuhan serat sendiri (fiber self-sufficiency) APRIL dan Pemantauan GRK. SAC mengawasi implementasi Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (SFMP 2.0)