Tanggapan APRIL Group Terhadap Pemberitaan NBC
Pada 11 Desember 2021 (waktu Singapura), saluran berita Amerika Serikat NBC memberitakan bahwa produksi viscose rayon berkelanjutan mengakibatkan deforestasi di Indonesia. Berita tersebut ditujukan kepada RGE selaku produsen viscose rayon terkemuka dan APRIL sebagai pemasok seratnya. APRIL telah memberikan data dan informasi secara lengkap kepada NBC dan menyatakan secara tegas, tidak ada proses deforestasi yang dilakukan oleh APRIL ataupun pemasoknya.
Kami telah berkomunikasi dengan NBC selama beberapa pekan sebelum berita tersebut ditayangkan, dimana menurut pihak NBC, proses investigasi mereka menemukan tujuh pemasok APRIL diduga melakukan deforestasi di Kalimantan sejak tahun 2015. Namun, setelah dilakukan pengecekan kembali dan berdasarkan data temuan APRIL di lapangan, NBC merevisi dugaanya bahwa luas area yang terdampak adalah 7.770 hektar (30 mil persegi) selama lebih dari 6 tahun. Angka tersebut setara dengan 0,7% dari keseluruhan total area konsesi yang dikelola APRIL dan mitra pemasok seluas 1,1 juta hektar
Kami juga membantah tuduhan NBC dengan melampirkan data tambahan dari auditor independen serta data monitoring internal perubahan lahan kami. NBC kemudian menyampaikan penjelasan dan assurance dari pihak APRIL bahwa tidak ada deforestasi yang terjadi serta menyatakan ‘kemajuan signifikan’ yang telah dicatat RGE sejak 2015 dalam memastikan keberlangsungan komitmen tersebut di dalam penayangan berita mereka.
Kami juga membantah temuan NBC yang menyatakan bahwa 10.526 hektar lahan mengalami deforestasi. Hal ini disebabkan oleh fakta dilapangan yang menunjukan bahwa lahan tersebut tengah menjalani siklus panen untuk kebutuhan produksi yang kemudian akan ditanami kembali dengan bibit terbaik atau merupakan area yang telah dialokasikan untuk proses pertanian oleh masyarakat yang terdaftar di area konsesi. APRIL secara tegas menyatakan lahan tersebut bukanlah kegiatan deforestasi hutan utuh seperti yang diberitakan oleh NBC, melainkan siklus panen biasa.
Selanjutnya, kami menegaskan, dugaan bahwa lahan seluas 1.414 hektar yang diklaim telah terdeforestasi adalah bukan satu kesatuan area, melainkan terdiri dari lahan-lahan kecil tersebar di wilayah konsesi pemasok APRIL yang dirambah atau dirusak oleh pihak ketiga, atau dalam beberapa kasus, yang terjadi akibat kesalahan algoritma penginderaan jarak jauh yang disebabkan oleh kondisi lapangan seperti berawan, kabut dan waktu pencatatan. Temuan ini juga disampaikan dalam pemberitaan.
APRIL dan mitra pemasok juga menolak pemberitaan NBC yang menyatakan pertumbuhan permintaan global terhadap bubur kayu, kertas, dan viscose rayon akan memicu deforestasi yang lebih masif. APRIL dengan tegas menyatakan bahwa tidak akan menambah luasan konsesinya dan dapat memastikan permintaan pasokan serat di masa yang akan datang akan terpenuhi oleh rantai pasokan yang tersedia saat ini, melalui proses intensifikasi dan hasil produktivitas yang lebih baik.
Selain itu, pemberitaan NBC juga mengklaim bahwa pemasok APRIL, PT Adindo, telah melakukan deforestasi di wilayah konsesinya. Ketika klaim tersebut dipublikasikan pada 2020, APRIL telah melakukan investigasi dan mitra pemasok tersebut telah merespon secara komprehensif dan transparan dengan bukti data serta pemetaan bahwa klaim tersebut tidak benar.
Menanggapi klaim yang menyatakan bahwa pembukaan lahan dan pembangunan area tanam menyebabkan meningkatnya risiko kebakaran hutan di Indonesia, APRIL dan mitra pemasok telah menjalankan Kebijakan Tanpa Membakar atau “No-burn Policy” selama beberapa dekade terakhir. Kami juga telah berhasil memastikan kemajuan yang signifikan dalam menekan angka kebakaran hutan dengan mencetuskan program pencegahan berbasis komunitas Program Desa Bebas Api (FFVP) dimana kami berkomunikasi secara intensif dengan masyarakat untuk merespon secara cepat apabila terjadinya kebakaran dan untuk mengadopsi proses pertanian berkelanjutan yang tidak memicu terjadinya kebakaran lahan.
Menjunjung Tinggi SFMP dan komitmen APRIL2030
APRIL dan pemasoknya telah mengimplementasikan program Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (SFMP) 2.0 yang berkomitmen untuk tidak melakukan deforestasi dan hanya menggunakan serat terbarukan untuk kebutuhan pabriknya. Proses audit independen sejak kebijakan tersebut diluncurkan pada 2015 menunjukkan bahwa APRIL dan pemasoknya senantiasa mematuhi komitmen tersebut dan tidak adanya temuan deforestasi.
Selanjutnya, pada bulan November 2020 lalu, APRIL meluncurkan komitmen APRIL2030 untuk berkontribusi terhadap iklim, alam, masyarakat. Visi jangka panjang berkelanjutan ini meliputi target untuk menurunkan emisi karbon secara drastis dan mencapai nol emisi karbon dari penggunaan lahan, memastikan tidak adanya area konservasi dan restorasi yang hilang, mendukung area lanskap berkembang dimana proses produksi APRIL hanya akan menggunakan bahan dari sumber terbarukan untuk melindungi hutan dan keanekaragaman hayati, kemajuann inklusif untuk masyarakat serta pertumbuhan berkelanjutan untuk bisnis kami. Kami juga berkomitmen untuk memenuhi target 1-for-1 dimana kami melakukan restorasi atau perlindungan atas setiap satu hektar HTI yang kami tanami. Saat ini kami telah mencapai angka 81% dan semakin mendekati target tersebut.
Komunikasi dengan NBC telah membuktikan bahwa komitmen SFMP 2.0 APRIL, proses audit, uji kelayakan pemasok, serta monitoring perubahan lahan secara positif dan akurat telah dijalankan. Kami senantiasa menindaklanjuti tuduhan deforestasi secara serius dan bekerjasama dengan para pemasok untuk memastikan kebijakan dan prinsip tersebut dipatuhi.