Tanggapan APRIL terhadap “Laporan Hot Button 2020” oleh Canopy
Canopy baru-baru ini menerbitkan “Hot Button Report” (HBR), yang menyebut APRIL sebagai pemasok bubur kertas kepada perusahaan terafiliasi Sateri dan Asia Pasific Rayon. Bertentangan dengan pernyataan Canopy, kami memiliki bukti yang tersedia untuk umum dan telah diberikan kepada Canopy, untuk menunjukkan bahwa APRIL:
- Melakukan konservasi di lahan gambut dan kawasan bernilai konservasi tinggi lainnya
- Sejak lama mengadopsi praktik Persetujuan Bebas, Didahulukan dan Diinformasikan melalui keterlibatan dengan masyarakat lokal
- Menyelesaikan klaim tanah dan sengketa dengan masyarakat setempat, termasuk menghentikan kegiatan apa pun di tanah yang disengketakan, secara adil dan objektif
- Memajukan pengelolaan hutan gambut bertanggung jawab untuk produksi, konservasi dan pemulihan melalui pendekatan berdasarkan sains
Konservasi dan Restorasi: : APRIL diverifikasi secara independen mengingat saat ini tengah melestarikan lebih dari 365.000 hektar hutan konservasi, di mana 297.000 hektar diantaranya berada di lahan gambut. APRIL tercatat telah berhasil melindungi 82% dari komitmen publiknya untuk melindungi satu hektar hutan konservasi untuk setiap hektar hutan produksi (komitmen 1-for-1). Dari 365.000 hektar tersebut, lebih dari 150.000 hektar terdiri dari kawasan hutan yang sebelumnya terdegradasi yang sedang direstorasi melalui program Restorasi Ekosistem Riau.
Tidak ada deforestasi dalam rantai pasokan: Sejak 2015, Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (SFMP 2.0) APRIL bertekad untuk tidak melakukan deforestasi dan audit independen yang tersedia untuk umum, memastikan bahwa APRIL dan Pemasoknya mentaati komitmen tersebut. Audit tahunan oleh KPMG PRI Kanada dengan jelas menyatakan bahwa sumber dari semua serat APRIL berasal dari hutan industri dan tidak ada temuan deforestasi hutan di dalam APRIL dan konsesi pemasok.
Canopy merujuk pada laporan LSM tentang dugaan penggundulan hutan di konsesi pemasok APRIL, yang telah disanggah APRIL. Kami menanggapi klaim deforestasi dengan serius, dan setelah melakukan penyelidikan, termasuk pengecekan lapangan, kami dapat memastikan bahwa tidak ada deforestasi atau pelanggaran atas kebijakan SFMP 2.0. Kami tetap membuka undangan kepada LSM terkait untuk mengunjungi konsesi pemasok dan memastikan kebenaran data yang kami sediakan.
Persetujuan Bebas, Didahulukan dan Diinformasikan (FPIC): APRIL berhubungan erat dengan masyarakat setempat dan menerapkan FPIC sebagai bagian dari implementasi SFMP-nya. Keluhan dan perselisihan ditangani melalui proses keterlibatan jelas dan adil. Tidak ada bukti atau dasar untuk klaim Canopy bahwa “pelanggaran hak asasi manusia” perlu ditangani dalam rantai pasokan dan kami menolak tuduhan tidak berdasar itu.
Dalam laporan sebelumnya, Canopy menyatakan bahwa pasokan ke Sateri, diasosiasikan sebagai risiko tinggi karena bersumber dari Hutan Purba dan Terancam Punah (A&E Forest). Pernyataan itu dibuat meskipun ada jaminan independen, yang menunjukkan bahwa 100% pasokan serat APRIL berasal dari serat yang ditanam di hutan tanaman industri. Klasifikasi Hutan A&E hanya didasarkan atas alat Pemetaan Hutan online Canopy, yang mengenali sebagian besar Indonesia, dengan penduduk lebih dari 270 juta, sebagai hutan purba dan terancam punah.
Penilaian tersebut didasari oleh alat yang memiliki keterbatasan kecermatan (resolusi spasial rendah, 100kmx100km), yang mengabaikan kerumitan lanskap hutan, terutama di ekonomi berkembang. Platform, seperti, Global Forest Watch oleh World Resources Institute, jauh lebih diterima secara luas sebagai alat pemetaan berdasarkan sains.
APRIL menyambut penilaian pihak ketiga, yang objektif, seimbang dan berdasarkan atas kerangka kerja, yang bersumber dari proses multi-pemangku kepentingan. Kami selalu terbuka untuk berdialog dengan Canopy sembari terus bekerja menuju masa depan yang konstruktif.